Ketua TP-PKK Boltim Tekankan Pentingnya Lindungi Anak dan Cegah KDRT dalam Sharing Time 12+

  • Jun 26, 2025
  • Admin TP-PKK Boltim

Modayag Barat – Ketua TP-PKK Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, Ny. Rosita Manoppo Pobela, membuka sekaligus menjadi narasumber dalam kegiatan Sharing Time 12+ yang mengusung tema “Stop Pernikahan Anak, Stop KDRT & Mental Health, Rabu, 25 Juli 2025, di Aula Kantor Kecamatan Modayag Barat.

Dalam pemaparannya, Rosita menyampaikan bahwa pernikahan usia dini merupakan ancaman serius bagi masa depan anak-anak. Ia menegaskan, anak adalah aset masa depan bangsa yang harus dijaga dan diberi ruang untuk tumbuh, belajar, dan berkembang.

“Anak-anak adalah harapan masa depan, bukan untuk dinikahkan sebelum waktunya,” tegasnya.
“Pernikahan dini bukan hanya memutus hak anak untuk belajar, tapi juga membuka risiko kekerasan, gangguan kesehatan, dan kemiskinan jangka panjang,” tambah Rosita.

Ia juga menyoroti pentingnya menciptakan keluarga sebagai ruang yang aman, bukan sumber luka dan trauma.

“Kekerasan dalam rumah tangga—baik fisik, verbal, maupun mental—adalah pelanggaran hak asasi manusia dan tidak boleh ditoleransi.
Jika mengalami atau mengetahui KDRT, jangan diam. Segera laporkan ke pihak berwenang atau layanan pendamping yang tersedia,” imbaunya.

Selain Ketua TP-PKK, kegiatan ini juga menghadirkan dua narasumber ahli yang membahas tema dari sudut pandang keilmuan dan pengalaman profesional:

  • Indri Dilapanga, S.Psi., M.Psi., seorang Psikolog Klinis dan praktisi keluarga, memaparkan dampak psikologis pernikahan usia dini terhadap remaja, termasuk kerentanan terhadap stres, trauma, serta gangguan kesehatan mental. Ia juga menekankan pentingnya dukungan emosional dari keluarga dalam menjaga kesehatan jiwa anak dan remaja.
  • Ariyati Panu, SH, seorang advokat perempuan, membahas aspek hukum perlindungan anak dan perempuan, termasuk regulasi tentang larangan pernikahan usia dini, hukum yang mengatur tentang KDRT, serta mekanisme pelaporan dan pendampingan korban.

Diskusi berlangsung sangat interaktif. Para peserta—terdiri dari remaja, orang tua, hingga kader PKK—secara aktif mengajukan pertanyaan, mulai dari persoalan tekanan mental remaja, dinamika konflik dalam rumah tangga, hingga strategi mencegah kekerasan dalam lingkup keluarga.

Setiap pertanyaan dijawab secara mendalam dan berimbang, baik dari perspektif psikologis maupun hukum, serta dilengkapi pendekatan empiris dan sosial kultural dari Ketua TP-PKK Boltim yang selama ini aktif mendampingi masyarakat di akar rumput.

Kegiatan Sharing Time 12+ ini merupakan bagian dari komitmen dalam membangun ketahanan keluarga, melindungi hak anak, serta memperkuat pemahaman masyarakat terhadap kesehatan mental dan perlindungan dari kekerasan.